Lampu Tidur dan Pintu Otomatis Dengan Sensor LDR dan Infrared
1. Tujuan <kembali>
Mampu memahami cara kerja dari sensor optik
Mengaplikasikan sensor optik pada rangkaian Rangkaian lampu tidur dan pintu kamar otomatis dengan LDR dan infrared
2. Alat dan Bahan <kembali>
2.1. Alat : <kembali>
1 . Voltmeter DC
Voltmeter adalah sebuah alat ukur yang biasa digunakan untuk
mengukur besar tegangan listrik yang ada dalam sebuah rangkaian listrik.
2.Alternator
Alternator ini merupakan generator kebalikan dari motor
starter, jika motor starter merubah dari energi lisrik menjadi energi gerak
maka sistem pengisian merubah energi gerak menjadi energi listrik. Begitu juga
dengan komponennya, jika pada motor starter yang berfungsi untuk membangkitkan
medan magnet adalah yang diam (dalam hal ini field coil), maka pada sistem
pengisian yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet adalah yang berputar
(rotor).
2.2. Bahan : <kembali>
1. Resistor
Resistor merupakan komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian.
Spesifikasi Resistor yang dipakai:
a. Resistor 10k
b. Resistor 1k
2. Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua kutub dan berfungsi menyearahkan arus. Komponen ini terdiri dari penggabungan dua semikonduktor yang masing-masing diberi doping (penambahan material) yang berbeda, dan tambahan material konduktor untuk mengalirkan listrik.
3. OP AMP
Operational Amplifier atau Op-Amp adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai penguat sinyal input baik DC maupun AC.
4.Transistor(BC547)
Spesifikasi Transistor:
Data Sheet Transistor
Grafik respon
5. Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini.
Konfigurasi Pin :
Pin 1 : Electrical contact
Pin 2 : Electrical contact
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat
mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor
infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian
penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul
yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Konfigurasi pin infrared:
Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah
7. Relay
Relay adalah komponen yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali listrik arus kecil. Relay memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik switch yang mana dikendalikan oleh magnet listrik.
Spesifikasi relay
8. Battery
Sumber tegangan terbagi menjadi dua yaitu sumber
tegangan AC (arus bolak-balik) dan DC (arus searah), yang berfungsi sebagai
penghasil tegangan pada rangkaian.Pada rangkaian ini menggunakan sumber tegangan
DC.
Spesifikasi battery yang digunakan : 12V
9. Motor DC
Digunakan untuk output dari rangkaian dan berjalan jika sensor infrared berlogika 1
Grafik Motor DC
10. Lamp
Lampu adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui penyaliuran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan menghasilkan cahaya
Spesifikasi :
Lampu yang digunakan memiliki tegangan sebesar 12 V.
3. Dasar Teori <kembali>
1. Resistor
Resistor merupakan komponen pasif yang memiliki nilai resistansi tertentu dan berfungsi untuk menghambat jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya resistor nilai tetap (fixed resistor), resistor variabel (variabel resistor), thermistor, dan LDR.
Cara membaca nilai resistor
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :
1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4
atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n).
5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari
resistor
2. Diode
Cara Kerja Dioda:
Secara sederhana, cara kerja dioda dapat dijelaskan dalam tiga kondisi, yaitu kondisi tanpa tegangan (unbiased), diberikan tegangan positif (forward biased), dan tegangan negatif (reverse biased).
a. tanpa tegangan
Pada kondisi tidak diberikan tegangan akan terbentuk suatu perbatasan medan listrik pada daerah P-N junction. Hal ini terjadi diawali dengan proses difusi, yaitu bergeraknya muatan elektro dari sisi n ke sisi p.
b. kondisi forward bias
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal positif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal negatif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub. Ion-ion negatif akan tertarik ke sisi anoda yang positif, dan ion-ion positif akan tertarik ke sisi katoda yang negatif.
c. kondisi reverse bias
Pada kondisi ini, bagian anoda disambungkan dengan terminal negatif sumber listrik dan bagian katoda disambungkan dengan terminal positif. Adanya tegangan eksternal akan mengakibatkan ion-ion yang menjadi penghalang aliran listrik menjadi tertarik ke masing-masing kutub.
3. OP-AMP
Penguat operasional atau yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu rangkaian terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal, dengan beberapa konfigurasi. Secara ideal Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang tak berhingga serta impedansi keluaran sama dengan nol. Dalam prakteknya, Op-Amp memiliki impedansi masukan dan penguatan yang besar serta impedansi keluaran yang kecil.
Op-Amp memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:
a. Penguat tegangan tak berhingga (AV = ∼)
b. Impedansi input tak berhingga (rin = ∼)
c. Impedansi output nol (ro = 0) d. Bandwidth tak berhingga (BW = ∼)
d. Tegangan offset nol pada tegangan input (Eo = 0 untuk Ein = 0)
Rangkaian Dasar OP AMP
a. OP AMP Inverting
Penguatan yang outputnya berbeda fasa 180° dengan inputnya, bila input positif maka output akan menjadi negatif.
Vout = - (Rf / R1) Vin
b. OP AMP Non Inverting
Penguatan yang outputnya sama dengan input yaitu tidak ada pembalikan fasa.
Vout = Vin (1 + Rf / Rin)
4. Transistor
Transistor PNP
Pada transistor PNP, semikonduktor tipe-N diapit oleh dua semikonduktor tipe-P. Transistor PNP juga dapat dibentuk dengan menghubungkan katoda dari dua dioda sebagai base dan anoda sebagai kolektor dan emitor. Hubungan emitter-base foward bias sementara collector-base reverse bias. Jadi, arus mengalir dari emitor ke kolektor karena potensial emitor lebih besar daripada base dan kolektor.
Transistor NPN
Pada transistor NPN, semikonduktor tipe-P diapit oleh dua semikonduktor tipe-N. Transistor NPN juga dapat dibentuk dengan menghubungkan anoda dari dua dioda sebagai base dan katoda sebagai kolektor dan emitor. Arus mengalir dari kolektor ke emitor karena potensial kolektor lebih besar daripada base dan emitor.
Transistor sebagai saklar
Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor akan mencapai titk jenuh (saturasi). Pada titk jenuh ini transistor mengalirkan arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam keadaan cut-off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. Nilai resistor terhubung ke base (Rb) dapat dihitung dengan;
Rb = Vbe / Ib
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat jika bekerja dalam daerah aktif. Tegangan, arus, dan daya dapat diperkuat dengan beberapa konfigurasi seperti common emitter, common colector, dan common base.
DC Current Gain = Collector Current (Ic) / Base Current (Ib)
5. Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu
komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan
intensitas cahaya yang mengenainya. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor
cahaya. Nilai resistansi dari LDR bergantung pada intensitas cahaya. Semakin
tinggi intensitas cahaya (siang hari) yang mengenainya, maka semakin kecil
nilai resistansinya. Sebaliknya semakin rendah
intensitas cahaya (malam hari) yang mengenainya, maka
semakin besar nilai resistansinya.
Secara umum, sensor LDR memiliki nilai hambatan 200 Kilo Ohm
saat intensitas cahaya rendah (malam hari) dan akan menurun menjadi 500 Ohm
saat intensitas cahaya tinggi (siang hari).Umumnya sensor LDR digunakan pada
rangkaian lampu otomatis pada rumah, taman, dan jalan raya.
Karakteristik sensor LDR
-Laju Recovery
Laju recovery merupakan suatu ukuran praktis dan suatu
kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu. Harga ini ditulis dalam
K/detik, untuk LDR tipe arus harganya lebih besar dari 200K/detik(selama 20
menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux), kecepatan tersebut akan lebih
tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari tempat gelap ke tempat terang
yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk mencapai resistansi yang sesuai
den-gan level cahaya 400 lux.
-Respon Spektral
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) tidak mempunyai
sensitivitas yang sama untuk setiap panjang gelombang cahaya yang jatuh padanya
(yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan sebagai penghantar arus listrik yaitu
tembaga, aluminium, baja, emas dan perak. Dari kelima bahan tersebut tembaga
merupakan penghantar yang paling banyak, digunakan karena mempunyai daya
hantaryang baik.
Kurva antara intensitas cahaya dan resistansi:
karakteristrik umum dari sensor cahaya LDR adalah
sebagai berikut :
1. Tegangan maksimum (DC): 150V
2. Konsumsi arus maksimum:
100mW
3. Tingkatan Resistansi/Tahanan : 10Ω
sampai 100KΩ
4. Puncak spektral: 540nm (ukuran
gelombang cahaya)
5. Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms
6. Suhu operasi: -30° Celsius – 70°
Celcius
Sensor Infrared adalah komponen elektronika yang dapat
mendeteksi benda ketika cahaya infra merah terhalangi oleh benda. Sensor
infared terdiri dari led infrared sebagai pemancar sedangkan pada bagian
penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul
yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
Komponen led inframerah atau infra red
(IR) pada dasarnya adalah led yang memancarkan sinar infra merah dengan panjang
gelombang 850nm.
Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah
komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red,
IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat
khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR
Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di
dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).
Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP
Prinsip Kerja sensor infrared
Gambar 1. Ilustrasi prinsip kerja sensor infrared |
Gambar 2. Rangkaian dasar sensor infrared common emitter yang menggunakan led infrared dan fototransistor |
Prinsip kerja rangkaian sensor infrared berdasarkan pada gambar 2. Adalah ketika cahaya infra merah diterima oleh fototransistor maka basis fototransistor akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau fototransistor akan aktif (low) secara sesaat seperti gambar 3
Gambar 3. Keadaan Basis Mendapat Cahaya Infra Merah dan Berubah Menjadi Saklar (Switch Close) Secara Sesaat |
Grafik Respon Sensor Infrared
Grafik menunjukkan hubungan antara resistansi dan jarak potensial untuk sensitivitas rentang antara pemancar dan penerima inframerah. Resistor yang digunakan pada sensor mempengaruhi intensitas cahaya inframerah keluar dari pemancar. Semakin tinggi resistansi yang digunakan, semakin pendek jarak IR Receiver yang mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih rendah dari IR Transmitter. Sementara semakin rendah resistansi yang digunakan, semakin jauh jarak IR Receiver mampu mendeteksi sinar IR yang dipancarkan dari IR Transmitter karena intensitas cahaya yang lebih tinggi dari IR Transmitter.
7. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Ada besi atau yang disebut dengan nama inti besi dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali. Sehingga kumparan kumparan yang diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya akan menarik angker untuk pindah dari biasanya tutup ke buka normal. Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru yang biasanya terbuka yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normal close.
Fitur:
1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V
2. Arus pemicu 70mA
3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V
4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V
5. Switching maksimum
8. Lampu LED
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED
adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang
terbuat dari bahan semikonduktor.
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping
sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada
semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang
diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda
(P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan
berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan
positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan
photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
4. Percobaan <kembali>
4.1. Prosedur Percobaan <kembali>
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen
3. Cari komponen yang diperlukan di library proteus
4. Pasang Sensor LDR, Sensor Infrared, resistor ,
relay, lamp, motor dc, transistor dan baterai
sesuai gambar rangkaian
dibawah
5. Atur nilai resistor pada rangkaian
6. Buat rangkaian pengkondisi sinyal
7. Atur Sensor LDR dan sensor Infrared
8. Coba dijalankan rangkaian apabila ouput hidup(lamp)
dan motor DC hidup maka rangkaian bisa digunakan
4.2. Rangkaian Simulasi <kembali>
Ketika sensor LDR dan sensor infrared tidak mendeteksi objek
maka lampu akan mati dan motor dc tidak bergerak
Ketika kondisi kamar tidak mendapat cahaya maka lampu akan hidup
Baterai sebagai sumber tegangan. Tegangan akan dialirkan
menuju LDR, R2, D1 dan RL1. Tegangan dari sumber menuju D1 tidak dilewatkan
karena D1 terpasang secara reverse bias. R1 berfungsi sebagai pembagi tegangan.
Saat intensitas cahaya rendah,resistansi LDR menjadi sangat
besar dan resistansi LDR lebih besar dibanding resistansi R1 maka tegangan pada
R1 menjadi lebih kecil.tegangan R1 sama dengan tegangan antara kaki basis dan
emitor transistor Q1. Karena VBE lebih kecil dari 0,7 volt maka Q1 tidak aktif.
Karena Q1 tidak aktif maka VCE pada Q1 menjadi besar, VCE pada Q1 sama dengan
VBE pada Q3 sehingga Q3 aktif dan tegangan dari R2 akan diteruskan menuju Q3. Tegangan
dari sumber yang dialirkan menuju relay lalu dialirkan menuju ground sehingga
relay menjadi aktif dan lampu akan menyala karena terhubung dengan alternator.
Saat intensitas cahaya tinggi, resistansi LDR menjadi kecil
dan resistansi LDR lebih kecil dibanding R1 dan tegangan pada R1 menjadi lebih
besar. Arus mengalir dari LDR ke dalam op amp inverting dan terjadi penguatan
sebesar 1.1x sehingga tegangan menjadi -12.3V karena arus masuk pada kaki
negative op amp maka akan terbaca tegangan negative lalu diberi lagi op amp
inverting yang sama dengan sebelumnya agar tegangan menjadi positive sehingga
terjadi penguatan sebesar 1.2x sehingga tegangan menjadi 14,7V lalu
mengalir ke kapasitor.. karena VBE lebih besar dari 0,7 volt maka Q1 aktif.
Karena Q1 aktif maka VCE pada Q1 menjadi kecil, VCE pada Q1 sama dengan VBE
pada Q3 dan lebih kecil dari 0,7 volt sehingga Q3 tidak aktif dan tegangan dari
sumber akan diteruskan menuju Q1. Tegangan dari sumber tegangan yang dialirkan
menuju relay tidak dapat menuju ground karena Q3 tidak aktif sehingga relay
tidak aktif dan lampu tidak menyala karena tidak terhubung dengan alternat
Sensor Infrared bekerja dengan memancarkan sinar berupa
infra merah. Apabila sinar infra merah terhalangi oleh objek atau benda maka
sensor akan berlogika 1 dan merubahnya menjadi sinyal listrik yang
akan dikirim melalui output sensor inframerah. Input sensor inframerah
terhubung ke resistor R8 dengan nilai 10k dan akan masuk ke transistor npn yang
mana kaki vee transistor akan mengaliri arus ke gorund disini juga arus
mengalir dari batrai 12V dan masuk kerelay yang menyebabkan motor dc berputar.
Jika sensor tidak mendeteksi adanya objek maka sensor berlogika 0 dan arus
tidak mengalir.
DownloadFile Rangkaian Proteus
Download Data
Sheet Sensor LDR
Download library
Sensor Inframerah
Download Data
Sheet Sensor Inframerah
Download
Data Sheet Transistor BC547
Tidak ada komentar:
Posting Komentar