Peringatan Gempa dengan Sensor Vibration SW420 dan percikan api dengan flame sensor
1. Tujuan <kembali>
Mengetahui pengertian Sensor Vibration SW420 dan Flame sensor
- Mengetahui prinsip kerja Sensor Vibration SW420 dan Flame sensor
- Mengetahui Simulasi rangkaian sensor Vibration SW420 dan Flame sensor dengan menggunakan aplikasi sensor
2. Alat dan Bahan <kembali>
2.1. Alat : <kembali>
1. Power supply
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya.
2 . Voltmeter DC
Difungsikan guna mengukur besarnya tegangan listrik yang terdapat dalam suatu rangkaian listrik. Dimana, untuk penyusunannya dilakukan secara paralel sesuai pada lokasi komponen yang sedang diukur.
2.2. Bahan : <kembali>
1. Resistor
Resistor merupakan komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian.
Spesifikasi Resistor yang dipakai:
Resistor 10k
Datasheet resistor
2.Transistor(BC547)
Berfungsi sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal. Pada rangkaian sensor ini transistor hanya digunakan sebagai saklar, dengan adanya arus di base maka transistor akan "on" sehingga akan ada arus dari kolektor ke emitor.
Spesifikasi Transistor:
Data Sheet Transistor
Grafik Respon
3. Sensor Vibration SW420
Sensor getaran adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mendeteksi adanya getaran dan akan diubah dalam ke dalam sinyal listrik. Sensor
ini disebut juga cassing measurement. Sensor yang digunakan adalah sensor
seismic transduser, yaitu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan
percepatan.
Konfigurasi Pin Sensor Vibration SW420 :
4. Sensor flame
Flame sensor adalah sensor yang dirancang untuk mendeteksi
dan menanggapi keberadaan api dan memungkinkan mendeteksi api. yang dimana api
tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm.
Spesifikasi Flame sensor:
a.Tegangan operasi antara 3,3 – 5
Vdc
b.Terdapat 2 output yaitu digital
output dan analog output yang berupa tegangan
c.Sudah terpackage dalam bentuk
modul
d.Terdapat potensiometer sebagai
pengaturan sensitivitas sensor dalam mensensing
Konfigurasi pin flame sensor:
5. Relay
Relay adalah komponen yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik yang besar dengan menggunakan kendali listrik arus kecil. Relay memiliki fungsi sebagai saklar atau elektromagnetik switch yang mana dikendalikan oleh magnet listrik.
Spesifikasi relay
6. Motor DC
Digunakan untuk output dari rangkaian dan berjalan jika
sensor infrared berlogika 1
Sumber tegangan terbagi menjadi dua yaitu sumber tegangan AC (arus bolak-balik) dan DC (arus searah), yang berfungsi sebagai penghasil tegangan pada rangkaian.Pada rangkaian ini menggunakan sumber tegangan DC.
Spesifikasi battery yang digunakan : 15V dan 25V
Buzzer merupakan sebuah komponen elektronika yang masuk dalam keluarga transduser, yang dimana dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Nama lain dari komponen ini disebut dengan beeper.
9. Logicstate
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah
entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner
(hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan
Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang
dapat digunakan untuk proses berikutnya
3. Dasar Teori <kembali>
1. Resistor
Resistor merupakan komponen pasif yang memiliki nilai resistansi tertentu dan berfungsi untuk menghambat jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya resistor nilai tetap (fixed resistor), resistor variabel (variabel resistor), thermistor, dan LDR.
Cara membaca nilai resistor
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna :
1. Masukan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4
atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n).
5. Gelang terakhir merupakan nilai toleransi dari
resistor
2. Transistor
Transistor PNP
Pada transistor PNP, semikonduktor tipe-N diapit oleh dua
semikonduktor tipe-P. Transistor PNP juga dapat dibentuk dengan menghubungkan
katoda dari dua dioda sebagai base dan anoda sebagai kolektor dan emitor.
Hubungan emitter-base foward bias sementara collector-base reverse bias. Jadi,
arus mengalir dari emitor ke kolektor karena potensial emitor lebih besar
daripada base dan kolektor.
Transistor NPN
Pada transistor NPN, semikonduktor tipe-P diapit oleh dua
semikonduktor tipe-N. Transistor NPN juga dapat dibentuk dengan menghubungkan
anoda dari dua dioda sebagai base dan katoda sebagai kolektor dan emitor. Arus
mengalir dari kolektor ke emitor karena potensial kolektor lebih besar daripada
base dan emitor.
Transistor sebagai saklar
Jika ada arus yang cukup besar di kaki basis, transistor
akan mencapai titk jenuh (saturasi). Pada titk jenuh ini transistor mengalirkan
arus secara maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor seolah-olah
short pada hubungan kolektor-emitor. Jika arus base sangat kecil maka kolektor
dan emitor bagaikan saklar yang terbuka. Pada kondisi ini transistor dalam
keadaan cut-off sehingga tidak ada arus dari kolektor ke emitor. Nilai resistor
terhubung ke base (Rb) dapat dihitung dengan;
Rb = Vbe / Ib
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat jika bekerja dalam daerah aktif.
Tegangan, arus, dan daya dapat diperkuat dengan beberapa konfigurasi seperti
common emitter, common colector, dan common base.
DC Current Gain = Collector Current (Ic) / Base Current (Ib)
3. Sensor Vibration SW420
Vibration Sensor (SW-420) adalah sensor getaran
non-directional dengan sensitivitas yang tinggi. Ketika modul ini dalam
keadaaan stabil, rangkaian akan bekerja dan menghasilkan output berlogika high.
Ketika terjadi gerakan atau getaran, rangkaian akan tertutup sebentar dan
menghasilkan output berlogika low. Pada saat yang sama, juga dapat menyesuaikan
sensitivitas sesuai dengan kebutuhan.
Grafik Respon Sensor Vibration SW420:
Skematik
Sensor ini sensitiv terhadap api dan radiasi. Biasanya
digunakan pada rangkaian alarm kebakaran atau kejuaraan robot pendeteksi
kebakaran. Dapat mendeteksi cahaya dengan panjang gelombang dalam jarak
tertentu
Spesifikasi:
a. Mendeteksi cahaya dengan rentang panjang gelombang
760-1100 nm
b. Jarak deteksi : 20cm (4.8V) hingga 100 cm (1V)
c. Sudut deteksi : 60°
d. Tegangan operasi : 3.3-5V
e. Tegangan keluaran : analog
Respons
terhadap nyala api yang terdeteksi bergantung pada pemasangan, tetapi dapat
mencakup membunyikan alarm, menonaktifkan saluran bahan bakar (seperti propana
atau saluran gas alam), dan mengaktifkan sistem pencegah kebakaran. Ketika
digunakan dalam aplikasi seperti tungku industri, perannya adalah untuk
memberikan konfirmasi bahwa tungku bekerja dengan benar; dalam hal ini mereka
tidak melakukan tindakan langsung di luar memberi tahu operator atau sistem
kontrol. Detektor api seringkali dapat merespon lebih cepat dan lebih akurat
daripada detektor asap atau panas karena mekanisme yang digunakan untuk
mendeteksi nyala api.
Grafik Respon Sensor:
Temperatur terus naik akibat proses perpindahan kalor
melalui udeara sehingga sensor dapat menyerap kalor yang di pancarkan oleh api
sehingga semakin lama api menyala semakin panas temperatur pada ruangan
tersebut . dan disini semakin dekat jarak sensor dengan api maka semakin tinggi
yang dibaca oleh alat ukur sensor begitu sebaliknya jika semakin jauh sensor
dengan jarak api maka pembacaan oleh alat ukur maka kecil .
5. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.
Fitur:
1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V
2. Arus pemicu 70mA
3. Beban maksimum AC 10A @ 250 / 125V
4. Maksimum baban DC 10A @ 30 / 28V
5. Switching maksimum
4. Percobaan <kembali>
4.1. Prosedur Percobaan <kembali>
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen
3. Cari komponen yang diperlukan di library proteus
4. Pasang Sensor Vibration SW420, Sensor Flame,resistor,
transistor, relay, motor dc, power suply, buzzer, dan sesuai gambar rangkaian
dibawah
5. jika ingin mensimulasikan jangan lupa masukkan libarary
sensor Vibrasi dan flame sensor ke dalam sensor
6. Coba dijalankan rangkaian apabila ouput hidup/berputar (motor dc) dan buzzer berbunyi maka rangkaian bisa digunakan
4.2. Rangkaian Simulasi <kembali>
Ketika sensor tidak mendeteksi objek
Jika Sensor Vibrasi mendeteksi getaran maka sensor akan berlogika 1 dan jika flame sensor tidak mendeteksi percikan api maka sensor berlogika 0
Jika Sensor Vibrasi mendeteksi getaran dan Flame Sensor
mendeteksi percikan Api maka kedua sensor akan berlogika 1
Vibration Sensor/sensor getar merupakan sensor
yang mendeteksi getaran dan mengubahnya ke dalam betuk sinyal listrik. Dimana
cara kerja sensor ini adalah dengan menggunakan 1 buah pelampung logam yang
akan bergetar didalam tabung yang berisi 2 elektroda ketika modul sensor
menerima getaran / guncangan. Ketika logicstate bernilai 1, maka sensor akan
mendeteksi getaran dan arus mengalir. Arus mengalir dari vcc sensor
ke Output sensor yang terhubung terhubung ke Resistor (R1) dan lalu menuju ke
Transistor NPN. Terukur tegangan pada output sensor sebesa 4,83V dan dari kaki
Vce transistor arus mengalir menuju relay yang menyebabkan motor dc berputar
sedangkan kaki vee transistor akan mengalir ke ground. Terukur tegangan pada
transistor sebesar 0,87V. Jika sensor berlogika 0 maka arus listrik tidak
mengalir yang mana artinya sensor tidak mendeteksi geteran pada kasus ini yaitu
gempa bumi.
Selanjutnya jika setelah terjadi gempa apabila ada timbul
percikan api atau kebakaran maka sensor flame akan mendeteksinya. Pada kasus
terdeteksi api oleh sensor flame maka sensor akan berlogika 1 yang mana arus
akan mengalir dari output sensor menuju R2 yang mana terukur tegangan output
sensor sebesar 4.12V lalu arus akan masuk ke transistor NPN.terukur tegangan di
transistor sebesar 0,87V. Kaki vce pada transistor akan mengalir ke relay
sebesar 12V dan arus akan masuk ke kutub negative baterai lalu menuju buzzer
sehingga buzzer berbunyi. Jika tidak terdeteksi percikan api maka sensor akan
berlogika 0.
Download
Library sensor Vibrasi SW420
Download
Data Sheet Sensor Vibrasi SW420
Download
Data Sheet Transistor BC547
Download
Data Sheet Flame sensor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar